Langsung ke konten utama

Membuat Visa Mexico


What a long hiatus.. Halo sobat!

Udah cukup lama nggak nulis sesuatu di blog ini. Berhubung masa liburan transisi semester 6 ke 7 masih cukup panjang, saya berinisiatif buat share sesuatu di blog nanda-idea. Hitung-hitung buat mengasah kembali kapasitas menulis, terlebih semoga bisa bermanfaat.

Baiklah.

Tiada yang tidak mungkin jika Tuhan berencana menghendaki kita bernafas di belahan bumi lain, meski negeri itu tidak pernah terbayangkan atau bahkan kita impikan, meski negeri itu tergeletak tepat di balik Indonesia. Begitupun dengan saya. Siapa yang menyangka saya akan berurusan dengan negeri telenovela ini? Untuk urusan sebab-musabab, nanti bisa saya pos di artikel lain lah. Nah, lewat artikel ini saya ingin berbagi pengalaman tentang “How to Apply Mexico Visa”.

Keinginan saya menulis artikel ini karena memang saat saya berkepentingan serupa, saya cukup kesulitan menemukan artikel terkait dalam hal pembuatan Visa Mexico. Mungkin jarang kali ya orang Indonesia yang pergi ke sana? Ya, bisa jadi. Tapi jangan salah, saat saya tiba di kantor pembuatan Visa Mexico, ternyata cukup banyak orang Indonesia yang mengajukan visa tersebut. Mungkin permasalahannya bukan pada sedikitnya pemohon visa, tapi nggak ada dari mereka yang mau menuliskan pengalaman pembuatan Visa Mexico di blog atau di medsos lain.

Oke lah.

Sebenarnya membuat Visa Mexico itu gampang-gampang susah. Gampangnya, permintaan visa ini tidak terlalu ketat dan strick dalam artian terkait dengan birokrasi dan prosedur pengajuan. Berbeda sekali saat saya melamar Visa Schengen beberapa waktu sebelumnya dengan tujuan Belanda, prosedurnya cukup ribet. Ribet dalam artian harus mengantri cukup panjang dengan sistem online ditambah ada limitasi slot pendaftar tiap harinya plus nuansa kedubes Belanda (tempat pengajuan visa) yang terkesan ketat, serius, dan kaku. Haha. Di Kedutaan Belanda semua aspek yang diminta dalam pembuatan visa sudah dijelaskan sedemikian rupa (syarat bisa dilihat di web nya), cukup ribet memang, namun jelas dan lugas. Berbeda dengan Visa Mexico yang flexible. Namun justru syarat yang “flexible” itu lah yang memunculkan keribetan lain. Permintaan dokumen yang harus dilengkapi menjadi kurang jelas.

Oke, back to topic.

Di tahap awal, hal yang harus dicatat adalah ketika WNI ingin bekunjung ke Meksiko, maka WNI tersebut hanya bisa masuk setelah ia mendapat visa dari Kedutaan Meksiko di Indonesia. Tidak berlaku Visa on Arrival seperti yang terjadi jika WNI hendak pergi ke Turki, Hongkong, dan Jepang (padahal warga Meksiko mendapat fasilitas Visa on Arrival dari pemerintah Indonesia). Kunjungi website http://embamex.sre.gob.mx/indonesia/index.php/in/visa. Pahami kepentingan kunjungan sobat ke Mexico. Saya melamar di bulan Juni 2015 dengan kepentingan untuk melakukan riset geologi selama 7 pekan di sana. Dengan tujuan tsb., mereka menggolongkan saya sebagai pelamar visa turis.

Tahap ke dua, lengkapi segala persyaratan. Di website di atas, sobat diminta untuk men-download formulir pengajuan visa dalam format PDF, lalu mengisinya. Formulir tersebut dapat didownload di http://embamex.sre.gob.mx/indonesia/images/stories/solicitudes/solicitud.de.visa.en.ingles.pdf . Sobat bisa langsung mengetikkan identitas diri langsung di PDF itu lo! Jadi setelah diisi langsung bisa diprint.

Di syarat ke 5 dari prosedur yang tertulis, terdapat informasi “Jika mengirimkan dokumen pendukung seperti kartu identitas, dll, selalu lampirkan yang asli dan fotokopi dokumen tersebut (copy harus jelas dan dapat dibaca). Ini lah yang saya anggap ribet karena informasi dokumen kelengkapan menjadi kurang jelas dengan hanya ditulis “dll.”, Hemm.. Dan lain-lain di sini adalah sobat diminta untuk menyertakan dokumen penunjang agar permohonan visa bisa dikabulkan. Terserah sobat semua! Mau menyertakan dokumen apapun yang kalian anggap menunjang dan penting. Jangan lupa tulis dokumen yang ingin disertakan di poin terakhir dari formulir PDF yang udah sobat download.

 Waktu itu, mula-mula aku mencantumkan dokumen-dokumen berikut:

  1. KTP KTM
  2. Fotokopi Paspor
  3. Invitation letter dari universitas di Mexico tempat saya melakukan riset 
  4. Recommendation letter dari profesor di kampus saya 















Saya kemudian membawa semua dokumen tersebut ke kantor Kedutaan Mexico yang terdapat di Menara Mulia, Suite 2306, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 9-11 Karet Semanggi Setiabudi Jakarta Selatan DKI Jakarta, Indonesia,Tlp.  +62 21 2303061.

Saat itu saya tinggal di Jatinangor, Sumedang. Sebelum saya berangkat ke alamat tersebut, saya sudah menelepon kantor kedutaan dan berkonsultasi tentang dokumen yang diperlukan, namun lagi-lagi saya juga tidak diberikan syarat-syarat yang rigid dan jelas. Ya sudah lah, akhirnya saya berangkat.

Setiba saya di kantor Kedutaan Mexico, memang suasananya warm banget, semua murah senyum, tidak seperti ketika saya di Kedutaan Belanda. Akhirnya saya bertemu dengan staf lokal kedutaan. Ketika dicek kelengkapan syarat saya, ia bertanya

“Ada rekening koran, mas?”
“Lah, mengapa harus rekening koran mas? Kan saya di program ini dapat full beasiswa dari universitas ybs. Ini tercantum di invitation letter”. Sambil saya menunjukkan tulisan yang saya maksud
“Hemm…”, mas staf local berfikir. “Oke lah, kalau gitu saya butuh ID dari penanggung jawab program ini mas ya, berupa hasil scan saja nggak apa-apa”.

Duh!

Memang waktu saya melamar Visa Schengen, saya diharuskan menyertakan rekening koran yang nominal isi rekeningnya paling tidak 35 euro dikali jumlah hari kita tinggal. Tapi di keterangan website petunjuk permohonan visa, tidak ada ketentuan seperti itu. Akhirnya saya kembali ke Jatinangor dengan tangan kosong.

Sekitar 5 hari selanjutnya, setelah ID dari penanggung jawab program riset saya sudah saya kantongi, saya langsung kembali ke kantor kedutaan. Tepatnya waktu itu adalah hari Selasa. Sebelum saya ke Kedutaan Mexico, saya menyempatkan diri untuk mampir ke Bank ANZ dekat Bundaran HI untuk mentransfer sebesar 35 USD di rekening kedutaan yang telah ditentukans ebagai biaya administrasi. Oh iya, Bank ANZ tidak menerima konversi dalam bentuk rupiah sob, maunya langsung dalam USD. Untung waktu itu tepat di depan Bank ANZ ada money changer.
Oke. Semua persyaratan saya dinyatkan lengkap (plus bukti transfer di ANZ). Saya berfikir setelah syarat lengkap, wawancara dan proses lanjutan bisa selesai hari itu juga. Tapi ternyata salah. Ternyata saat kita menyerahkan berkas secara lengkap di kantor kedutaan, proses tersebut disebut sebagai proses pembuatan appointment. Berkas saya akan diproses secara global oleh pihak imigrasi Mexico dan paling tidak baru bisa dikabulkan 1 x 24 jam di hari berikutnya. Duh, otomatis saya harus kembali lagi dong ke kantor ini. Wah, apalagi jarak Jakarta-Jatinangor cukup menguras waktu juga. Berhubung besoknya (Rabu) saya ada ujian, saya memutuskan untuk membuat perjanjian pemrosesan visa di hari Jumat.

Well, kembali ke Jatinangor masih dengan tangan kosong, namun kali ini Paspor saya sudah disimpan di kedutaan untuk diproses.

Hari Jumat pun tiba. Saya harap-harap cemas. Berharap ini hari terakhir saya datang ke Kedutaan Mexico untuk mengurus visa ini. Lagi lagi, dengan sambutan yang ramah dan hangat, staf lokal pun menyuruh saya menunggu hingga pukul 11 WIB. Sembari menunggu, saya bertemu dengan seorang Ibu yang hendak ke Mexico untuk keperluan bisnis. Ibu paruh baya itu usut punya usut ternyata adalah salah satu manager utama di PT. Honda Indonesia. Wah, saya mendapat banyak wejangan dan motivasi dari beliau. Alhamdulillah :-D

Jam 11 pun tiba. Akhirnya saya masuk ke sebuah ruangan.

Di ruangan tersebut, saya bertemu dengan diplomat Mexico untuk interview beberapa poin. Gampang kok, tidak seperti berita orang-orang tentang interview Visa USA, interview nya dibawakan dengan renyah, bersahabat, dan banyak ketawanya malah. Interview memakai Bahasa Inggris, tentunya, karena saya tidak bisa Bahasa Spanyol. Haha. Materi interview fokus seputar tujuan kunjungan, lama kunjungan, planning saat tiba di Mexico, dll., bahkan ia sangat welcome untuk menjawab pertanyaan spontan saya terkait kehidupan di sana. Di interview tersebut juga dilakukan pemindaian sidik jari dan pengambilan foto. Untuk yang berhijab, diwajibkan untuk membuka hijabnya. Ini saya ketahui dari Ibu manager Honda tersebut yang diminta membuka hijab nya saat sesi foto. Yah!

Oke.

Saya ke luar dari ruangan interview dan diminta untuk menunggu sekitar 15 menit.
Dan Alhamdulillah, semua proses panjang yang harus saya korbankan terbayar sudah dengan dicetaknya selembar “sticker” "menggemaskan" ini di Paspor saya. Yeah!

Buat sobat yang ingin bepergian ke Mexico, feel free to ask nandanajihha@gmail.com InsyaAllah selagi saya mampu, saya akan menjawab pertanya kalian.

Jadi kalau saya simpulkan, biar sobat nggak bolak-balik ke Kedutaan Mexico untuk pengurusan visa, tips yang saya berikan adalah:
  • Telepon baik-baik kantor kedutaannya, jelaskan tujuan kalian, dan konsultasikan syarat yang ingin kamu bawa. Pastikan ia menyetujui. Tanya juga masalah transfer uang untuk biaya administrasinya.
  • Transfer dulu sebesar 35 USD (mungkin waktu kalian mengajukan visa akan naik tarifnya) ke Bank ANZ, lalu bawa buktinya.
  • Bawa syarat dengan lengkap sesuai hasil konsultasi di hari X + bukti transfer. Ketika syarat sudha lengkap, keesokan harinya kamu langsung bisa diproses untuk interview, foto, dan sidik jari.
Semoga bermanfaat! Enjoy Mexico

Komentar

  1. Nanda terimakasih sudah membantu saya untuk membuat visa meksiko! Mucho gracias. Btw yang mau tau juga gmn update terbaru buat visa meksiko bisa liat juga di blog saya

    http://selamatpagipulpen.blogspot.co.id/2016/10/cara-membuat-visa-mexico-di-jakarta.html?m=1

    Numpang share ya nand hahaha.
    See you next time!

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Ternyata mudah juga membuat visa Meksiko. Sayangnya negara ini belum termasuk negara bebas visa, beda dengan negara-negara di Asean.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  5. Mau tanya mas, untuk interview pertanyaannya apa saja dan berapa lama? Kebetulan minggu depan saya mendapat jadwal interview. Trims.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat untuk Adik: Bekarier Tak Linear Jurusan? Jangan Remehkan, dik.

Dik, kali ini kakakmu ingin bercerita satu hal yang dicemaskan banyak pihak. Beberapa bulan yang lalu kakak sempat berdiskusi dengan kawan yang kebetulan berstatus mahasiswa Arsitektur di sebuah PTN. Obrolan kami asik menggelinding, lalu masuk pada topik: “Mas, menurutmu bagaimana kalau bekerja tak sejalan dengan jurusan kita?” “Loh, kok tanya gitu. Memang kenapa Mas?” “Kalau di sini lulusan yang kerja di luar arsitektur terkesan malu-maluin. Lama kuliah kayak gini masak kerja nggak linear?” Aku terdiam. Dik, ini bukan pertama kali kakak menemukan keresahan serupa. Misal dik, dari teman-teman seangkatan yang pernah terlibat obrolan setema, beberapa terlihat percaya diri atau mungkin sedikit arogan berkata, masak kuliah di Geologi kerjanya kayak gitu? . Pun juga senior kita, beberapa dari mereka yang pernah kakak jumpai nyata terlihat malu-malu kikuk mengatakan kesibukannya saat ditanya kerja dimana, -yang ternyata tidak linear-. Dan hei, dari kawan-kawanmu, junior-junior kak

Gema FTG Unpad Selenggarakan LKTI Al-Qur’an Tingkat Nasional

Berikut ane co-past berita dari unpad.ac.id terkait press rilis acara GID.   Dalam rangka menggali pengetahuan dalam Al-Qur’an guna menghadapi tantangan perkembangan zaman di segala bidang, Geological Muslim Association (Gema) Fakultas Teknik Geologi Unpad menyelenggarakan Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an Tingkat Nasional. Lomba yang menjadi rangkaian acara Geological Islamic Day (GID) ini diselenggarakan pada Rabu-Sabtu (19-22/11) lalu dan diumumkan di Ruang Serba Guna Gedung 2 kampus Unpad Jl. Dipati Ukur No.35 Bandung. Pada lomba tersebut, Universitas Negeri Malang (M. Alifudin Ikhsan, dkk.) terpilih sebagai Juara 1 dengan judul “ Quranic Crying Theraphy sebagai Media Pengobatan Hipertensi Melalui Audio Yoga Berbasis Murottal Qurani”. Juara 2 dimenangkan oleh SMA Darul Ulum 2 Jombang (Vowas Gammar Bawanto, dkk.) dengan judul “Studi Komparasi Pelaksanaan Kebijakan Pangan Nabi Yusuf A.S. dan Pelaksanaan UU Pangan Nomor 18 Tahun 2012 dalam Mengatasi Krisis Pangan di I