Langsung ke konten utama

Cara Mendapat Visa Schengen

Untuk melakukan perjalanan ke negara-negara Eropa, salah satu syarat terpenting tentunya ialah memiliki visa perjalanan. 25 negara yang ada di Eropa saat ini sudah tergabung ke Visa Schengen. Jadi sekali apply, kita bisa pergi ke negara-negara tersebut tanpa harus mengjukan permohonan visa ke masing-masing kedutaan negara yang akan dituju. 
Bagaimana memilih kedutaan tempat mengurus Visa Schengen?
Untuk teman-teman yang akan melakukan perjalanan ke berbagai negara, disarankan untukmengajukan visa ke kedutaan negara dimana kalian akan stay paling lama atau negara yang menjadi tujuan pertama dari Indonesia. Gosip dengar gosip, katanya Belanda merupakan kedutaan paling baik dalam hal pemberian visa untuk warga Indonesia.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengurus Visa Schengen?

Rata-rata kedutaan menjanjikan pemrosesan visa akan berlangsung maksimal 15 hari. Jadi amannya sih sebulan sebelum keberangkatan kita mulai ngurus segala keperluannya. Namun karena jiwa deadliner memang menyatu di darah (halah!), saya baru sempat mengurus visa sekitar 2 minggu sebelum keberangkatan. Alhamdulillah, karena semua dokumen saya lengkap dan meyakinkan. Visa saya di-approve dalam waktu kurang dari 3 jam saja. hohoho.:)

Apa saja dokumen yang perlu disiapkan ?

  • Formulir Pendaftaran. Bisa didapatkan langsung di kedutaan tempat kita apply.
  • Passport (asli dan fotokopi). Pastikan passport masih akan berlaku selama 3 bulan setelah keberangkatan.
  • Pas Foto. Sebelum foto, perhatikan syarat-syarat khusus yang ditentukan oleh kedutaan. Contohnya untuk syarat pas foto di kedutaan Belanda bisa dilihat di sini.
  • Asuransi Perjalanan. Waktu itu saya menggunakan asuransi AXA yang meng-cover semua biaya pertanggungan perjalanan luar negeri. Saat pengajuan cukup sertakan fotokopi polisnya saja.
  • Bukti Rekening Tabungan. Besarnya uang yang harus tersedia di tabungan kita akan tergantung berapa lama kita akan stay disana. Syaratnya rata-rata kita harus memiliki 34Euro (sekitar Rp 500ribu) per hari. Jadi kalau kita berencana untuk Euro Trip selama 10 hari, minimal dana yang harus tersedia di rekening kita sebesar Rp 5 juta. Lebih besar, lebih baik tentunya. :)
  • Surat pernyataan dari perusahaan. Ini sebenarnya tidak wajib, namun saya sertakan untuk melengkapi persyaratan keuangan saja. Selain itu juga bisa jadi penjamin bahwa kita memang mau jalan-jalan, bukan mau jadi imigran gelap disana. :p Surat keterangan ini juga bisa digantikan oleh fotokopi slip gaji perusahaan.
  • Bukti Reservasi Penerbangan. Pesan tiket penerbangan dari jauh hari, namun tidak perlu dibayar dulu sebelum visa kita disetujui. :)
  • Bukti Reservasi Hotel. Bagian ini yang saya beri sentuhan seni. Jadi ceritanya saat pengajuan visa saya belum menentukan dengan pasti rute negaranya. Otomatis saya belum bisa reserve hotel. Akhirnya saya pesan salah satu hostel di Belanda dan saya lampirkan bukti pemesanannya. Setelah visa dapat, reservasi kemudian saya batalkan karena rencananya di Belanda memang saya akan numpang di rumah kakak kelas.  Sebenarnya kalau ada relasi di sana kita bisa minta surat sponsor, tapi gak saya lakukan karena terlalu malas. hehehe..
Waktu saya sedang antri di kedutaan, di sebelah saya ada yang visanya ditolak karena hal sepele: tanggal di reservasi penerbangan, reservasi hotel, dan tanggal keberangkatan di formulir tidak ada yang sesuai! sayang banget.. Makanya selain mempersiapkan dokumen secara lengkap, penting untuk kita perhatikan setiap detail yang kita pesan maupun isi di formulir pengajuan visa.

Berapa biaya pengajuan Visa Schengen?

Untuk orang berusia di atas 12 tahun biaya yang harus dikeluarkan ialah 60Euro atau sekitar 800ribu rupiah. Untuk anak-anak 35Euro dan untuk pelajar atau dosen biasanya gratis. :D Dan biaya ini non-refundable, alias kalau ternyata permohonan visa kita ditolak, uangnya gak akan balik. That’s why, persiapkan semuanya dengan sempurna sebelum mengajukan permohonan ya. ;)

Sulitkah pertanyaan saat wawancara?

Wawancara? ya, setelah melengkapi surat-surat, kita harus membuat janji dengan kedutaan untuk melakukan wawancara pengajuan. Setiap kedutaan biasanya punya sistem masing-masing untuk memesan jadwal wawancara. Saya ambil contoh untuk kedutaan Belanda, kita bisa pesan jadwal wawancara melalui web ini. Setelah masuk ke sistem, kita pilih slot waktu yang kita inginkan dan tunggu e-mail konfirmasi. Kemudian yang perlu kita lakukan adalah datang lebih awal di jadwal yang telah ditentukan dengan membawa semua dokumen lengkap yang telah kita siapkan.
Saat wawancara, kita akan masuk ke ruangan untuk “diinterogasi” oleh petugas kedutaan. Pertanyaan yang diajukan standar kok. Mau ngapain ke Eropa? Berapa lama? Menginap dimana? dan lain-lain. Tipsnya yang penting jawab dengan percaya diri dan kompakin jawaban dengan teman se-rombongan. :)
Mungkin segitu ya tipsnya, intinya menurut saya mengajukan visa Schengen itu tidak susah asalkan kita ikuti segala prosedurnya dan persiapkan dokumen selengkap-lengkapnya. Good luck!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Visa Mexico

What a long hiatus.. Halo sobat! Udah cukup lama nggak nulis sesuatu di blog ini. Berhubung masa liburan transisi semester 6 ke 7 masih cukup panjang, saya berinisiatif buat share sesuatu di blog nanda-idea. Hitung-hitung buat mengasah kembali kapasitas menulis, terlebih semoga bisa bermanfaat. Baiklah. Tiada yang tidak mungkin jika Tuhan berencana menghendaki kita bernafas di belahan bumi lain, meski negeri itu tidak pernah terbayangkan atau bahkan kita impikan, meski negeri itu tergeletak tepat di balik Indonesia. Begitupun dengan saya. Siapa yang menyangka saya akan berurusan dengan negeri telenovela ini? Untuk urusan sebab-musabab, nanti bisa saya pos di artikel lain lah. Nah, lewat artikel ini saya ingin berbagi pengalaman tentang “How to Apply Mexico Visa”. Keinginan saya menulis artikel ini karena memang saat saya berkepentingan serupa, saya cukup kesulitan menemukan artikel terkait dalam hal pembuatan Visa Mexico. Mungkin jarang kali ya orang Indonesia ya...

Surat untuk Adik: Bekarier Tak Linear Jurusan? Jangan Remehkan, dik.

Dik, kali ini kakakmu ingin bercerita satu hal yang dicemaskan banyak pihak. Beberapa bulan yang lalu kakak sempat berdiskusi dengan kawan yang kebetulan berstatus mahasiswa Arsitektur di sebuah PTN. Obrolan kami asik menggelinding, lalu masuk pada topik: “Mas, menurutmu bagaimana kalau bekerja tak sejalan dengan jurusan kita?” “Loh, kok tanya gitu. Memang kenapa Mas?” “Kalau di sini lulusan yang kerja di luar arsitektur terkesan malu-maluin. Lama kuliah kayak gini masak kerja nggak linear?” Aku terdiam. Dik, ini bukan pertama kali kakak menemukan keresahan serupa. Misal dik, dari teman-teman seangkatan yang pernah terlibat obrolan setema, beberapa terlihat percaya diri atau mungkin sedikit arogan berkata, masak kuliah di Geologi kerjanya kayak gitu? . Pun juga senior kita, beberapa dari mereka yang pernah kakak jumpai nyata terlihat malu-malu kikuk mengatakan kesibukannya saat ditanya kerja dimana, -yang ternyata tidak linear-. Dan hei, dari kawan-kawanmu, junior-junior kak...